Sepertinya aku akan merubah gaya hidup aku untuk lebih fokus ke hal-hal yang bisa aku alami (experience) daripada yang aku punya (things). Dimulai dari kesebelan banget sama yang namanya pandemi covid ini. Semua orang susah karena kehilangan keluarga, teman-teman, pekerjaan, bisnis, bahkan rumah dan benda milik pribadi. Ini semua membuat aku merasa bersyukur dengan semua yang sudah diberikan kepada aku dan keluargaku.
Aku dan anak-anak selalu hidup cukup, dan kami sangat-sangat bersyukur sekali. Dengan fakta bahwa kita bisa hidup dengan secukupnya, gak berlebihan, ini mendorong aku ingin hidup secara minimal. Jadi aku putuskan akan mulai my journey untuk menuju ke kehidupan sebagai minimalist.
Sebenarnya aku juga sudah lama baca-baca tentang gaya hidup minimalist itu. Mulai dari yang sangat ekstrim sampai yang biasa aja. Tiap orang akan beda cara meminimalkan kebendaan, karena tergantung dari apa yang yang berharga (benda) yang membuat hati senang (things that spark joy).
Sangat tidak mudah!!!! Bah!!!!! Bagaimana memilih apa yang mau disimpan dan mana yang tidak?? Ini list aku yang mau aku simpan dan gunakan sebagai panduan aku:
Album foto dan hasil karya anak2 (untuk malu-in mereka nanti).
Peralatan eletronik laptop, ipad, tv, printer - buat kerja freelance pasti.
Baju batik, tenun, kebaya dan baju kantor/main sehari2, mungkin harus dibatasi berapa sweatshirts, tshirts, etc. Yang pasti gak akan punya jeroan sampai 50 pieces.
Aksesoris eksotis karna sebagian besar dibuat oleh teman2 dari Indonesia, itu sangat berharga buat aku.
Alat dapur harus dikurangi, harus bisa masak dengan alat seminimal mungkin.
Mimpi aku adalah bisa semua kepunyaan aku itu muat didalam tiny house atau caravan seperti Air Streem Bambi. Duh Gusti Sang Hyang......semoga usaha ini berhasil, perangnya sama mental sih....mana yang mau di keep mana yang buat donasi. Doain ya!
Pike & Rose, July 13, 2021.
Comments